Perahu yang ditumpangi empat orang pemancing karam dihantam ombak di perairan Kecamatan Gending, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur. Empat orang terombang ambing di tengah laut selama berjam jam. Adapun identitas keempat pemancing itu yakni Eric Sinjoyo (38) warga Sidoarjo, Caesar Ardian (33) warga Madiun.
Kemudian, Luqman Hakim (37) warga Surabaya dan Alen Nuari Tonapa (34) warga Surabaya. Tiga di antara empat pemancing yakni Caesar, Luqman, dan Alen merupakan PNS di Kantor Imigrasi Kelas I Khusus Surabaya. Sementara, pemilik perahu sekaligus nahkoda bernama Alex (30) warga Probolinggo, hilang.
Melansir , keempat pemancing itu berangkat pada Sabtu (16/7/2022) sekira pukul 01.30 WIB dengan menyewa perahu Alex. Saat mulai memancing, laut sedang dalam kondisi berombak, namun tak besar. Saat itu, ada lima lokasi memancing yang mereka kunjungi.
Pada pukul 13.00 WIB, mereka hendak kembali pulang. Namun, ombak malah semakin besar hingga membuat air masuk ke perahu. Dengan kondisi tersebut, keempat penumpang dan nahkoda bahu membahu menguras air dengan alat seadanya.
"Saya, luqman, dan Caesar menguras air bagian tengah perahu, Alen menguras air bagian belakang perahu," kata Eric. Sekira pukul 14.30 WIB, perahu yang mereka tumpangi diterjang ombak setinggi 2 meter. Setelah melewati dua gelombang ombak, perahu mendadak menukik tajam.
Area depan perahu tenggelam, dek perahu menyembul ke atas, dengan cepat seluruh bagian perahu karam." "Jarak antara lokasi karamnya perahu dengan daratan sekitar 2 3 kilometer, daratan sudah terlihat," ungkap Caesar. Masih dari , beruntung saat ombak menerjang Eric, Caesar, dan Alen sudah mengenakan jaket pelampung.
Sementara Luqman mengapung dengan bantuan styrofoam, tempat penyimpan ikan. Mereka bereempat kemudian berenang mendakat satu sama lain. Di waktu yang sama, mereka mengajak Alex untuk berkumpul menjadi satu.
Namun, Alex memilih berenang dengan bantuan jerigen bahan bakar perahu menuju ke daratan untuk meminta pertolongan. "Kapten Alex berupaya berenang ke daratan, tepatnya ke bibir pantai Desa Klaseman meminta bantuan kepada nelayan untuk mengevakuasi kami," papar Eric. Beberapa jam menunggu, tapi bala bantuan tak kunjung datang.
Akhirnya keempat pemancing itu berupaya berenang menuju tepian. Namun, ombak besar terus menggiring mereka ke tengah laut. "Kami kehabisan tenaga, kaki kami mulai kram, kami hanya bisa pasrah," bebernya.
Karena usaha mereka gagal, mereka memutuskan untuk berdiam diri. Caesar kemudian mengikatkan tali tas yang berisi peralatan ke kakinya, Eric, Alen dan Luqman. Tujuannya, supaya mereka tak berpisah akibat hempasan ombak.
Hingga pukul 20.00 WIB, tak juga ada tanda tanda perahu mendekat ke mereka. Tubuh mereka pun mulai kedinginan. Hingga akhirnya sekira pukul 00.00 WIB, mereka mendengar sayup sayup suara perahu.
Mereka berupaya sekuat tenaga berteriak meminta bantuan. "Akhirnya saya saya terdengar oleh nelayan. Nelayan menyalakan senter untuk mencari sumber suara." "Tak lama, sorot sinar senter mengarah ke kami, kami semua langsung melambaikan tangan," ungkap Caesar.